globaltwo-NTT, -Wakil Gubernur
NTT, Drs. Josef A. Nae Soi, MM mengatakan
anak-anak NTT memiliki kualitas yang tidak kalah dengan daerah lainnya.
Walaupun kemampuan literasi kita sangat rendah, namun tingkat kemampuan
sainsnya sangat membanggakan. Kemampuan sains
dari anak-anak NTT jauh lebih tinggi dari nasional. Kalau secara
nasional, rata-rata kemampuan sain hanya sekitar 1,1, anak-anak kita punya
kemampuan lebih dari itu yakni sebesar
1,8.
“Data ini terungkap dalam
pertemuan fokus Konsultasi Regional untuk Wilayah Nusa Tenggara atas Rancangan
Awal RPJM 2020 sampai dengan 2024 di Labuan Bajo pada Senin (26/8). Kemampuan
sains maksudnya anak-anak NTT punya
kemampuan nalar dan menangkap ilmu
pengetahuan yang tinggi. Kalau diransang dan dimotivasi akan sangat berkembang
bahkan bisa melakukan semacam quantum leap atau loncatan kuantum secara lebih
cepat. Terima kasih kepada bapak/ibu yang sudah memperhatikan (pendidikan dan
pembinaan) anak-anak NTT. Kita tentu tidak perlu ragu untuk kirim anak-anak kita ke mana saja karena punya potensi untuk menjadi
hebat,” jelas Wagub saat memberikan sambutan pada pembukaan kegiatan Pelatihan
Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) Dengan Analisis Pengarusutamaan Hak Anak
(RUHA) Tingkat Kabupaten/Kota se-NTT di Hotel Neo Aston, Kamis (29/8).
Acara yang diprakarsai Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) dan Yayasan Wahana Visi
Indonesia (WVI) ini berlangsung dari tanggal 28 sampai dengan 31 Agustus.
Menurut Josef, pengembangan KLA
dapat menjadi strategi agar semakin meningkatkan kualitas anak-anak NTT. Setiap anak perlu diberi ruang
yang seluas-luasnya untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabatnya.
“Anak adalah titipan Tuhan yang
sangat istimewa. Warisan yang tak ternilai. Jangan samakan dunia kita dulu dengan dunia mereka sekarang. Apa yang
mungkin baik pada masa kita dulu, belum tentu sesuai dan mungkin tidak bisa diterapkan lagi pada dunia
anak-anak sekarang,” jelas Wagub pada kesempatan tersebut.
Lebih lanjut politisi Golkar
tersebut mengungkapkan, dunia anak-anak adalah dunia bermain. Karenanya dalam Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), anak-anak tidak boleh dibebani dengan perkenalan akan pelajaran-pelajaran tertentu. Mereka
harus difasilitasi dan diberi ruang untuk
lebih banyak bermain bersama dengan rekan-rekan seusianya. Saat ada waktu
luang, anak-anak dapat diarahkan untuk
mempelajari seni dan budaya.
“Di NTT, kita masih punya banyak
pekerjaan rumah terkait pemenuhan hak-hak anak di antaranya belum semua anak
punya akte kelahiran,belum dimasukannya pemenuhan hak anak dalam perencanaan
baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota maupun di tingkat desa. Selain itu,
masih adanya kekerasan fisik maupun verbal terhadap anak, masih adanya stunting
dan gizi buruk, minimnya fasilitas pendidikan dan kesehatan di daerah khususnya
di desa serta persoalan bantuan hukum terhadap anak-anak yang tersangkut
masalah. Penguatan KLA menjadi langkah penting dalam meminimalisir permasalahan
ini,”kata pria asal Ngada tersebut.
Josef mengajak agar dalam upaya
pemenuhan kebutuhan anak, semua komponen harus bergotong royong. Bekerja out of
the box. Jumlah anak NTT yang mencapai 1,87 juta orang merupakan aset untuk NTT
yang lebih baik di masa mendatang.
“Kita sudah punya aturan yang
bagus dalam hal pemenuhan hak anak. Kita juga sudah banyak kali melakukan
seminar dan lokakarya. Namun kita masih belum punya komitmen untuk
mengimplementasikanya dengan mengupayakan peningkatan kualitas anak-anak NTT di
segala bidang melalui langkah-langkah konkret yang melibatkan semua pihak,”
pungkas Wagub Nae Soi.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(Kadis DP3A) NTT , Silvia Pekujawang dalam laporan panitia
mengungkapkan,tujuan kegiatan pelatihan Gugus Tugas adalah menguatkan komitmen
dan peran tugas KLA di Provinsi dan Kabupaten/Kota se-NTT. Juga melakukan
pemetaan dan peran strategis gugus tugas
dalam mendorong pelaksanaan KLA.
“Tujuan lainnya adalah menyusun rencana aksi KLA di Kabupaten/Kota se-NTT dalam meningkatkan pemenuhan hak-hak anak NTT,” ungkap Silvia.
Dalam kesempatan tersebut juga
ditandatangani Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi NTT dan WVI tentang pengembangan Ekonomi Menuju
NTT Sejahtera dan Percepatan Kabupaten/Kota
Layak Anak (KLA). Juga diadakan
penyerahan buku Menuju Indonesia Layak Anak dari WVI kepada Wakil Gubernur NTT.
Tampak hadir pada kesempatan
tersebut Sekretaris Deputi Tumbuh Kembang Anak, Dra. Eko Novi Ariyanti, Ketua
Tim Penggerak PKK NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, Ketua Yayasan WVI, Ebenheser Sembiring, Bupati Manggarai Timur,
para Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTT, para ketua Tim
Penggerak PKK Kabupaten/Kota se-NTT, Para Kepala Dinas P3A Kabupaten/Kota se-NTT,
Bappeda Kabupaten/Kota se-NTT, pemerhati anak, insan pers dan undangan lainnya.
Demikian siaran pers biro Humas dan Protokol .










Tidak ada komentar:
Posting Komentar